Pages

06 March 2015

10.17 PM

Ketika tak ada yang mendengarmu, menulislah.
Ketika tak ada yang memperdulikanmu, menulislah.
Ketika semua dapat datang dan pergi sesuka mereka, tetaplah menulis.
Karena hanya tulisan itulah yang mau mendengarmu tanpa batas waktu dan kebohongan.
Walaupun ia tak dapat menjawabmu, ia setia mendengarkan semua keluh kesahmu.
Walaupun ia tak akan memberikan solusi, setidaknya ia selalu ada untukmu.
Ya.
Menulislah, dan ceritakan semuanya.
Agar semua beban itu hilang.






26 February 2015

Almost is never enough.

Bukannya sudah terbiasa?
Bukannya ada yang jauh lebih menyakitkan daripada ini?
Dulu.
Bukannya harusnya bersyukur dengan yang sudah dimiliki saat ini?

Ya.
Harusnya.

Dasar manusia.
HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA


04 November 2014

Smart Enough?

"Kalo pinter tapi pinternya untuk sendiri mau buat apa? Kalo pinter tapi individualistis buat apa? Apa artinya nilai kita bagus tapi temen-temen kita yang lain pada rendah?"

Serasa ditampar banget sama omongan asprak saya tadi pagi.

Ya.
Saya setuju banget
Buat apa?
Iya buat apa?
Saya akui saya memang bukan tergolong dalam kelompok orang-orang pintar
Saya hanyalah orang biasa saja, tidak pintar tapi cukuplah
Saya respect terhadap mereka semua yang menurut saya tergolong dalam kelompok tersebut
Saya salut dan saya kagum dengan mereka
Tulus
Tapi menurut pengamatan saya sejak dulu yang entah kalian setuju atau tidak (bodo amat wong ini blog saya), orang pintar terkadang menyebalkan
Ya
Saya tahu mereka benar-benar bekerja keras untuk mencapai itu semua, saya menghargai betul. Tapi kenapa kebanyakan orang pintar image nya itu individual sekali, ansos, nggak asik dan nggak seru
Saya nggak ngejudge semua orang pintar seperti itu, ada beberapa orang pintar yang asik, seru dan rame. Tapi kebanyakan yah seperti yang saya sebut sebelumnya.
Padahal kalo ditelaah lagi (halah), buat apa sih pintar kalo lingkungan di sekitar kamu bahkan nggak bisa ngerasain manfaat dari kepintaran kamu. Nilai emang penting tapi nilai nggak bisa menjamin sesuatu. Nilai terkadang hanyalah simbol atau standar yang sebenernya nggak bisa merefleksikan apa yang kamu punya dalam diri kamu. Don't you agree with this?

So, kalo kamu ngerasa pintar.
Please jadilah orang pinter yang nggak ansos, asik diajak ngobrol, bukan sok asik padahal nggak asik sama sekali, seru diajak bercanda, nggak sok paling ngerti, nggak sok nyalahin pendapat orang, nggak ngerjain semua tugas sendirian, rame, dan bahkan bisa diajak gila-gilaan bareng.
Karena hidup nggak seserius itu hey! Hahaha

Itu baru orang pinter yang most wanted banget saat ini!

Buat kalian semua
Menjadi pintar itu penting, tapi jadilah pintar yang berkelas dan bikin semua orang pengen deket sama lo karena lo orangnya asik banget!
Dan satu lagi, as you know that kita semua sebenarnya sudah terlahir sebagai orang pintar.
Ya. 
Pintar di bidangnya masing-masing. 
Ada yang sudah menyadarinya, ada yang sedang dalam proses untuk menyadarinya dan ada yang belum sadar.
Semua hanya masalah waktu dan kerja-keras.


Thanks for reading :}

ya

Cuma dateng kalo butuh doang
Cuma ngedeketin kalo ada yang mau dia manfaatin aja dari kita
Nyuruh kita selalu ada buat dia tapi dia mana pernah ada kalo kita butuh
Nyuruh orang peka tapi dia sendiri ga peka
Kalo uda sama yang lain da kita mah apa atuh dilupain








kan ampas.



maklum manusia.
ga sempurna
banyak ampasnya emang
makhluk paling mulia sekaligus paling hina di dunia
kaya gitu masih aja sombong
ya
manusia


01 May 2014

Akurapopo.

Terkadang orang yang selalu mendengarkan pun ingin didengarkan.
Terkadang orang yang selalu kepo pun ingin dikepoin.
Terkadang orang yang penutup pun ingin terbuka.
Tapi tak ada saja yang mengerti.
Tak pernah ada yang peka.
Ya sudahlah.
Aku rapopo.

22 March 2014

Help!

Name : Wilda Yustisia Syarifah
Age : 19 yo
Deadliner status : Getting worse!
Bad habits : Often do nonsense things.
Wish : Study hard, listening in lecture, read a lot of book
Reality : Always sleep, lazy, too often watching drama
Conclution : Not ready for UTS yet.


Oh my God ._.

Reminder.

Mengeluh tidak menyelesaikan persoalan.
Mengeluh hanya membuat tugas menjadi jauh lebih berat.
Mengeluh tidak punya waktu justru telah mengurangi waktu itu sendiri.
Mengeluh memang manusiawi.
Namun, terlalu banyak mengeluh sebenarnya menyedihkan.
Ya. Menyedihkan.
Disaat begitu banyak nikmat yang udah lo dapetin, masih aja ngeluh ini itu.
Disaat masih banyak orang diluar sana yang nggak bisa seperti lo yang semuanya tercukupi, apakah mengeluh masih pantas?
Malu iya.

Astaghfirullahal'adzim.

Dramaga, di antara deadline yang menumpuk.
-wys

30 January 2014

Entah untuk siapa

Biarlah ia tak pernah tahu
Biarlah ia tak pernah sadar
Biarlah hembusan angin membawanya terbang jauh
Biarlah arus banjir ibukota menghanyutkannya dalam
Biarlah ombak samudra menenggelamkannya ke dasar lautan
Biarlah longsor ikut meruntuhkannya tanpa bersisa
Biarlah api ikut menghanguskannya menjadi abu
Biarlah hujan menghapuskan setiap jejaknya
Biarlah
Biarlah
Biarlah tak perlu ada siapapun yang tahu
Biarlah menghilang saja
Jangan pernah ada lagi
Setitikpun jangan!
-wys

17 January 2014

Maafin ._.

Harusnya gue sekarang lagi belajar ip web buat up fisman besok. Bukan malah posting. Harusnya.

Tentang Si Adek


Namanya Dika (@Rayardikaa). Kelas 6 SD. Yang suka bikin kangen rumah ya anak ini.
Punya banyak panggilan sayang dari mbak-mbak dan omnya : gembul, kucil, konyaku, jalidin, piyut dan lain-lain. Dan dia pasrah aja dipanggil begitu. Haha.
Anak bungsu si ibu. Si bapak yang notabene sekarang kantornya pindah di luar kota dan cuma di rumah saat weekend bikin anak ini jadi solmetnya ibu banget. Ya iyalah wong cuma berdua di rumah.

Well, apa yang mau gue ceritain sebenernya adalah...
Gue salut dan gue malu....sama si adek gembul ini.
Fyi jadi cerita singkatnya dia SMP nanti bakal mondok di Tangerang, lebih tepatnya di Daarul Qur'an.
Melangkahi ketiga kakaknya yang baru mulai mondok semasa SMA. Butuh waktu yang cukup lama emang buat meyakinkan dan membujuk anak kecil ini bahwa sekolah umum di zaman sekarang sudah bukan pilihan yang tepat. Pesantren adalah yang terbaik. Dan memang begitulah kenyataannya. Gue nggak bermaksud buat mendoktrin siapapun dan membela sekolah gue. Emang ga semua orang yang sekolah di sekolah umum buruk dan semua yang sekolah di pesantren dipastikan ga buruk. Bukan. Semua emang tergantung pribadi masing-masing. Tapi yang gue serem cuma sama pergaulannya anak-anak zaman sekarang. Terbukti dengan perilaku adek gue yang pertama sebelum akhirnya dia mulai berubah setelah masuk pondok.

Oke lanjut ke si gembul. Kemarin waktu gue pulang ke rumah sekitar libur natal dan tahun baru dia lagi asyik dan semangat empat lima buat ngafalin waqi'ah. Walaupun emang nggak bisa dipungkiri anak ini doyan banget nge game online tapi istiqomahnya itu yang bikin gue salut dan malu sama doi. Dia rajin banget sholat dhuha tiap pagi, hafalan surat pendek dan waqi'ah. Sholat lima waktu nya juga jangan ditanya. Do'a sehabis sholat aja terkadang dia yang mimpin. Jadi imam? Udah sering.
Kadang jadi malu sendiri sama mbaknya yang dhuha aja suka bolong-bolong bahkan sudah sangat jarang. Waqi'ah sudah tak sehafal dulu lagi. Sholat lima waktu suka menunda-nunda. Aih. Malu. Mahasiswa dan anak kelas 6 SD. Berbeda sekali :(

Tanggal 25-26 ini insya Allah si adek bakalan tes buat masuk Daarul Qur'an di Tangerang. Maka dari itu gue mau nyusul dia ke sonoh sekalian buat nyemangatin doi (buatjalan-jalanjugasihsebenernya). Mohon doanya ya semoga tes dan hafalannya si gembul diberi kelancaran dan kemudahan. Aamiin.
Salam sayang dari bogor, sampai ketemu tanggal 24 adek sayang :)
wys